Selasa, 31 Mei 2011

Bola dan Kekuasaan

Bola memang menarik bagi semua orang baik untuk hobby, persahabatan sampai pada kekuasaan. Mengapa demikian ? Karena memang bola di sukai oleh semua kalangan mulai dari anak-anak, orang dewasa, rakyat jelata dan penguasa. Karena dikenal dan disukai semua pihak tentu sudah bisa ditebak akan bermanfaat juga bagi semua yang ingin memanfaatkan bola sebagai alat atau kepentingan mencapai sesuatu, baik kepentingan yang bersifat biasa seperti persahabatan  bisnis maupun kepentingan politik untuk mencapai kekuasaan.

Tidak dapat dipungkiri betapa banyak orang-orang politik yang memanfaatkan bola sebagai alat mencapai kekuasaan. Tidak sedikit  pula politisi mau mengeluarkan uang demi ketenaran dan popularitas sehingga ia dikenal oleh semua pihak kemudian dengan mudah untuk menuju kursi kekuasaan baik politisi yang belum menduduki jabatan maupun penguasa yang sudah mempunyai  kekuasaan tetapi ingin melanjutkan kedudukannya untuk sekian kalinya, sehingga tidak mau berhenti menjadi pengurus walaupun masyarakat sudah demo untuk memintanya turun tapi yang nama kekuasaan tetap enak duduk di atas walaupun rakyat tidak lagi menyukainya. Karena pengurus yang ada tidak mengukir prestasi yang membanggakan padahal rakyat indonesia lebih dari 200 juta penduduk namun untuk mencetak satu klub sepakbola saja tidak berhasil. Apa yang salah, biaya sudah banyak dihabiskan baik APBN maupun APBD di daerah-daerah.

Kita menyaksikan berapa milyard APBD daerah yang dihabiskan untuk mendukung sebuah club sepak bola daerah dengan alasan untuk mengangkat citra daerah dalam bidang olahraga. Namun di sebalik itu juga tidak dapat ditolak bahwa ada "udang dibalik bakwan" eh salah dibalik batu yang sedang getol-getolnya diperjuangkan oleh seorang penguasa sebutlah Bupati, Walikota, Gubernur bahkan Presiden sekalipun. Yang menjadi korban tentu uang rakyat yang dihabiskan untuk kepentingan tersebut. Sehingga APBD yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat seperti pengentasan kemiskinan, pendidikan murah, dan sebagainya tidak terselesaikan dengan baik sehingga angka kemiskin semakin meningkat, biaya pendidikan semakin tinggi lapangan kerja bertambah sulit.

Kalaulah seorang penguasa bijak dalam memajukan sepakbola tidak perlu kita memakai pemain asing untuk ketenaran yang sesaat tapi mengorbankan kepentingan lebih jauh ke depan. Bersatulah bangsaku untuk menuju Indonesia yang lebih maju dalam bidang sepak bola. semoga.
http://www.ziddu.com/download/17034011/RPPARABGENAPX.rtf.html